Tuhan adalah sumber kehidupan kita, dan kita selalu dijaga dan dipelihara oleh-Nya. Ada banyak cara Tuhan memelihara kita, dan kita harus selalu bersyukur atas kasih-Nya. Berikut adalah 20 cara Tuhan memelihara kita 1. Memberikan Kesehatan Tuhan memberikan kesehatan kepada kita sehingga kita dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa hambatan. Kita harus menjaga kesehatan kita dan berterima kasih atas nikmat ini. 2. Memberikan Rezeki Tuhan memberikan rezeki kepada kita sehingga kita dapat memenuhi kebutuhan hidup kita. Kita harus bersyukur atas rezeki yang diberikan dan menggunakan rezeki tersebut dengan baik. 3. Memberikan Keluarga Tuhan memberikan keluarga kepada kita sebagai pendukung dan teman dalam kehidupan. Kita harus menghargai keluarga dan saling mendukung satu sama lain. 4. Memberikan Teman Tuhan memberikan teman kepada kita untuk saling menemani dan berbagi dalam hidup. Kita harus menghargai persahabatan dan menjaga hubungan dengan teman-teman kita. 5. Memberikan Cinta Tuhan memberikan cinta kepada kita sehingga kita dapat mencintai dan dicintai oleh orang lain. Kita harus menghargai cinta dan mencintai dengan tulus. 6. Memberikan Hidup Tuhan memberikan hidup kepada kita sehingga kita dapat mengalami kehidupan ini dan mengenal-Nya. Kita harus menghargai hidup dan menjalani hidup dengan baik. 7. Memberikan Keberanian Tuhan memberikan keberanian kepada kita untuk menghadapi tantangan dalam hidup. Kita harus menghargai keberanian dan berani menghadapi segala hal dalam hidup. 8. Memberikan Ketenangan Tuhan memberikan ketenangan kepada kita dalam menghadapi stres dan masalah dalam hidup. Kita harus menghargai ketenangan dan mencari ketenangan dalam hidup kita. 9. Memberikan Kesabaran Tuhan memberikan kesabaran kepada kita dalam menghadapi situasi sulit dalam hidup. Kita harus menghargai kesabaran dan belajar bersabar dalam menghadapi masalah. 10. Memberikan Kebahagiaan Tuhan memberikan kebahagiaan kepada kita sehingga kita dapat menikmati hidup ini dengan penuh sukacita. Kita harus menghargai kebahagiaan dan mencari kebahagiaan dalam hidup kita. 11. Memberikan Kasih Sayang Tuhan memberikan kasih sayang kepada kita sehingga kita dapat merasakan cinta-Nya. Kita harus menghargai kasih sayang dan menunjukkan kasih sayang kepada orang lain. 12. Memberikan Kebijaksanaan Tuhan memberikan kebijaksanaan kepada kita sehingga kita dapat membuat keputusan yang tepat dalam hidup. Kita harus menghargai kebijaksanaan dan menggunakan kebijaksanaan tersebut dengan bijak. 13. Memberikan Pertolongan Tuhan memberikan pertolongan kepada kita saat kita membutuhkan bantuan dalam hidup. Kita harus menghargai pertolongan dan membantu orang lain ketika mereka membutuhkan pertolongan. 14. Memberikan Kebesaran Tuhan memberikan kebesaran-Nya kepada kita sehingga kita dapat merasakan keagungan-Nya. Kita harus menghargai kebesaran Tuhan dan bersyukur atas kebesaran-Nya. 15. Memberikan Rasa Aman Tuhan memberikan rasa aman kepada kita dalam menghadapi ketakutan dan kekhawatiran dalam hidup. Kita harus menghargai rasa aman dan menjaga keamanan dalam hidup kita. 16. Memberikan Keadilan Tuhan memberikan keadilan kepada kita sehingga kita dapat merasakan keadilan dalam hidup. Kita harus menghargai keadilan dan berbuat adil kepada orang lain. 17. Memberikan Kebaharian Tuhan memberikan kebahagiaan surgawi kepada kita sebagai pahala atas kebaikan yang kita lakukan dalam hidup. Kita harus menghargai kebahagiaan surgawi dan berusaha untuk memperolehnya. 18. Memberikan Kasih Karunia Tuhan memberikan kasih karunia-Nya kepada kita sebagai tanda kasih sayang-Nya. Kita harus menghargai kasih karunia dan menggunakan karunia tersebut dengan baik. 19. Memberikan Kebaharian Abadi Tuhan memberikan kebahagiaan abadi kepada kita sebagai janji-Nya bagi yang percaya kepada-Nya. Kita harus menghargai janji tersebut dan berusaha untuk memperoleh kebahagiaan abadi tersebut. 20. Memberikan Pengampunan Tuhan memberikan pengampunan-Nya kepada kita ketika kita melakukan kesalahan. Kita harus menghargai pengampunan dan berusaha untuk memperbaiki kesalahan kita. Demikianlah 20 cara Tuhan memelihara kita. Kita harus selalu bersyukur atas kasih-Nya dan menjalani hidup dengan baik. Semoga kita selalu dijaga dan dipelihara oleh-Nya.YesusKrists menunjukkan Tuhan yang lemah lembut, penuh kasih, sadar akan keegoisan dan kekurangan-kekurangan kita, juga sangat menginginkan suatu hubungan dengan kita. Yesus berkata bahwa walaupun Tuhan melihat kita sebagai orang-orang berdosa, kasihNya pada kita berkuasa dan Tuhan datang dengan rencana yang lain. RENUNGAN Mazmur 5522 Serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN, maka Ia akan memelihara engkau! Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah Tuhan senantiasa menjaga dan memelihara kita. Ada berbagai cara Tuhan dalam menjaga dan memelihara kita… ¤ Tuhan memberi kemudahan dan kelancaran dalam urusan kita agar kita meyakini bahwa Tuhan baik dan berkuasa. ¤ Pada saat lain, Tuhan tidak memberi kemudahan, tetapi justru Dia mengijinkan kita berada dalam situasi sulit agar kita tetap bersandar kepada Dia. ¤ Pada saat tertentu kita berada dalam situasi seolah kita sendirian agar kita datang kepada Dia untuk mempererat tautan hati kita dengan Dia. Agar kita sadar bahwa kita butuh Tuhan. ¤ Terkadang kita berada dalam perasaan tidak aman dengan lingkungan kita agar kita berlindung kepada Dia… bahwa di dalam Tuhan saja kita tenang, aman dan nyaman. ¤ Sering Tuhan memberi kepada kita tidak sesuai dengan apa yang kita pikirkan dan harap-harapkan. Hal ini dimaksudkan agar kita meyakini bahwa Tuhan yang mengendalikan hidup kita secara total. Di samping itu kita diingatkan bahwa tidak selamanya apa yang kita pikirkan itu baik buat kita… justru kata Tuhan ada yang lebih baik dan Dia yang tahu apa yang terbaik bagi kita. ¤ Kita sering merasa dilupakan orang, bahkan mungkin kita dipersulit dan dikecewakan oleh sahabat sendiri. Hal ini dimaksudkan agar kita bertumbuh dalam kerendahan hati. Kita juga diingatkan bahwa Tuhan sajalah yang tak pernah mengecewakan kita. Tuhan sahabat sejati kita. Bagaimana situasi kita masing-masing saat ini? Apapun situasi kita, yakinlah bahwa Tuhan tidak akan pernah melakukan pembiaran terhadap kita. Serahkanlah segala bentuk kekhawatiran kita kepada-Nya. Tuhan akan senantiasa menjaga dan memelihara anak-anak-Nya sehingga tidak goyah… tetapi tetap teguh dan kokoh. Selamat bekerja. Selamat ujian. Selamat beraktifitas. Selamat melayani. Tuhan menyertai dan memberkati kita dalam setiap situasi. Amin. Salam dan doa, Alamta Singarimbun-Bandung Alamta Singarimbun adalah seorang Doktor dari Universitas Kyushu ini bekerja sebagai Dosen di Departemen Fisika ITB sejak tahun 1987 dan juga Dosen Agama & Etika Kristen Protestan di ITB sejak tahún 2011. Tahun 2013 ditahbiskan sebagai Pendeta Kampus Campus Chappel di Gereja Anglikan Indonesia. Baca selengkapnya Comments comments
1 Samuel 210Orang yang berbantah dengan TUHAN akan dihancurkan; atas mereka Ia mengguntur di langit. TUHAN mengadili bumi sampai ke ujung-ujungnya; Ia memberi kekuatan kepada raja yang diangkat-Nya dan meninggikan tanduk kekuatan orang yang diurapi-Nya. Seorang anak merasa tidak nyaman dalam pergaulannya karena sering mendapat gangguan. Selalu saja dia kecil hati melihat teman-temannya yang kurang bersahabat. Bahkan sering dia mendapat perlakuan kasar. Dia bingung bagaimana mengatasi persoalannya. Apakah dia harus menghindari pergaulan? Dalam kebingungan, dia bertemu seseorang yang disegani oleh banyak orang. Anak itu menceritakan seluruh perasaannya. Orang tersebut berbaik hati dan mengatakan siap menolong. Jika mendapat gangguan lagi, dia tinggal lapor dan orang ini akan membereskannya. Sejak itu anak tersebut tak pernah lagi mendapat gangguan dari teman-temannya, bahkan keadaan menjadi berubah terbalik… mereka semua menjadi sahabat yang baik. Lingkungan dimana kita hidup sering tidak nyaman. Mungkin suasananya. Mungkin orang-orangnya. Sering kita menemukan orang-orang yang tidak cocok membuat suasana hati tidak damai. Iklim dimana kita ditempatkan sering tidak sesuai dengan paham kita. Inilah kenyataan hidup yang sering tak bisa dihindari. Lantas kita harus berbuat apa? Menghindar dari persoalan bukanlah cara baik, tetapi mampu mengatasinya adalah solusi tepat. Masalahnya; bagaimana kita mampu? Mari memohon pertolongan Tuhan. Biarlah Tuhan secara total memelihara kehidupan kita. Tuhan memberi kekuatan bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya dalam setiap situasi…Ia memberi kekuatan kepada kita yang telah diangkat-Nya, dan meninggikan kekuatan setiap orang yang diurapi-Nya. Selamat beraktivitas. Tuhan Yesus menyertai dan memberkati kita senantiasa. Amin. Salam dan doa,Alamta Singarimbun – Bandung Alamta Singarimbun adalah seorang Doktor dari Universitas Kyushu ini bekerja sebagai Dosen di Departemen Fisika ITB sejak tahun 1987 dan juga Dosen Agama & Etika Kristen Protestan di ITB sejak tahún 2011. Tahun 2013 ditahbiskan sebagai Pendeta Kampus Campus Chappel di Gereja Anglikan Indonesia. Baca selengkapnya Photo by Loren Joseph on Unsplash Comments comments
SehatiSepikir dalam Kristus (Fil. 4:2) Sering kita mendengar pernyataan tiada asap, jikalau tidak ada api. Artinya, segala sesuatu yang terjadi di kolong langit ini, kecuali Tuhan pasti ada yang menyebabkannya. Termasuk dalam perenungan firman Tuhan pagi ini, diyakini bahwa Paulus berpesan/menasihati Euodia dan Sintikhe karena ada yangOleh Pdt. Yusak Timothy, Pendahuluan Harapan saya seusai mendaras tulisan ini Ia bisa lebih lagi mengenal Allah yang berdaulat dalam pemeliharaan-Nya terhadap barang apa ciptaan sekali lagi umat sortiran-Nya. Karena sepengetahuan saya selama puluhan musim ini, providensia Allah yakni semua hal yang baik yang dialami manusia bagaikan ciptaan Almalik, sudah terujikah pendapat ini atau belum ? Momen inilah waktunya untuk mencari jawaban nan tepat melalui tulisan ini. 1. SAKIT DAN CACAT. Jika Allah “bekerja dalam segala sesuatu yang terjadi di dunia dan mengacungkan segala situasi kepada harapan yang ditetapkan-Nya, dan jika ajaran tentang penjagaan berhubungan dempang dengan ajaran tentang penciptaan serta menyatakan bahwa Allah selain dalam proteksi-Nya juga senantiasa mempertahankan, memperbaharui dan mengaturnya.”1 Adv amat bagaimana dapat terjadi hal-hal yang buruk atas diri bani adam yang diciptakan-Nya, sama dengan sakit, rendah, korban kejahatan, aniaya, kematian dan enggak-lain. Bila peristiwa – hal tersebut menjangkiti manusia, bolehkah manusia meragukan pemeliharaan Allah atas diri mereka ? “Kisah Bea cukai Logsdon nan menderita penyakit kanker jenis langka dan rasa nyeri menggerogoti badannya selama 9 musim lamanya sekali lagi rasa sakit di telinganya seperti deru mesin pesawat yang tak pernah berhenti siang dan malam yang menyebabkan kamu intim tak bisa tidur, hingga terlintas di pikirannya untuk basmi diri, makanya sebab engkau tak lagi boleh tahan terhadap sakitnya itu dan akhirnya ia menghembuskan nafasnya karena problem tersebut terus menggerogotinya.”2 “Kisah seorang bayi yang dilahirkan karena kurang zat makanan saat privat perut ibunya, menyebabkan anda sehabis lahir ketika berusia 8 wulan sering merangsang janjang yang berdampak ia menderita epilepsi. Ternyata ki aib tersebut mendampinginya hingga ia bertumbuh menjadi sendiri remaja di tahun 1972 dan perian itu ia berkesempatan mengunjungi sebuah pos Sekolah Pekan atas ajakan seorang kongsi. 4 tahun kemudian remaja tersebut yang mutakadim bertumbuh menjadi pemuda diberikan kembali kesempatan makanya Tuhan Yesus bikin mengajuk sebuah retreat/camp pemuda di Cipanas yang diselenggarakan oleh Komisi Pemuda dari gereja dimana ia cerbak beribadah setiap minggunya. Plong camp perjaka inilah kesudahannya sang pemuda tersebut mengamini Halikuljabbar Yesus Kristus misal Juruselamat dan Allah internal hatinya, tapi Roh kudus menggerakkannya tidak karena khotbah pembicara melainkan dikarenakan pembacaan satu ayat Firman Tuhan yang tertulis dalam Alkitab yaitu Matius 1231b, “Segala dosa dan fitnah cucu adam akan diampuni, tetapi hujat kepada Roh kudus tidak akan diampuni.” Singkat introduksi setelah perjaka tersebut menjadi insan Kristen terus berperang intern doanya di hadapan Almalik Yesus akan penyakit epilepsi ini, akhirnya penyakit pitam babi ini dijamah maka itu Tuhan Yesus sesudah bergelut 22 tahun lamanya. Kisahnya adalah saat tahun 1996 sang pemuda yang mutakadim berfamili ini mengikuti kebaktian doa pagi secara tetap setiap pagi di gereja tempat ia beribadah, dalam puji-pujian pagi ini bukan lagi ia mendoakan penyakitnya / kejadian-kejadian pribadi tapi ia kian mengfokuskan untuk menzikirkan orang lain seperti kegiatan gereja, negara kembali peladenan dan bilamana itulah sesuai Roma 828 mendatangkan kebaikan bakal dia malah tahun 2000 sesudah keadaan kesembuhan itu TUHAN bingkis dia ke Sekolah Teologi untuk diperlengkapi.3 Belumlah patut sekiranya cerita berikut tidak diikut sertakan, karena kisah ini koneksi dialami oleh keluarga Fred dan Wendy. Mengisahkan putrinya yang bernama Jaime yang menderita keterbelakangan mental sejak lahir dan setakat engkau berusia 19 masa pun belum kunjung sembuh, suatu musim saat ibunya, Wendy, menyatakan dengan lembut pada Jaime putrinya “Ibu sayang kamu” , lalu esoknya ia meninggal dengan antap ketika ia menengah tidur. “4 Berasal ketiga keadaan tersebut, sebagai anak adam yang terbatas saat menghadapi kejadian di atas, seringkali terungkap berpangkal hati yang terdalam, mengapa saya/kami dan tak sira ? Saya kan sosok baik-baik, mengapa lain perampas / penyamun nan rajin keluar/ikut kurungan itu ? Mengapa harus saya ? Namun herannya saat kamu diberkati dengan luar formal, tak perikatan dia bertanya seperti saat beliau mengalami kejadian buruk melainkan dengan egoisnya ia berkata ” sudah seharusnya saya dan keluarga dan tak dia yang diberkati, saya teko orang baik-baik, saya kan sosok yang cinta Tuhan” dan tidak wasilah ada manusia yang mau menerima hal-hal yang buruk, sepatutnya kita bercermin pada Ayub nan bernas mengatakan “Halikuljabbar yang memberi, Allah yang mencekit, terpujilah Sang pencipta.” Ayub 121b. Ayub memberikan ungkapan di atas karena ia memiliki signifikasi nan dimiliki Agustinus juga “bahwa segala sesuatu dipelihara dan diperintah oleh niat Allah yang berdaulat, bijaksana, dan bermaksud baik.”5 Jika apa sesuatu dipelihara dan diperintah oleh kehendak Allah yang berdaulat, bijaksana, dan bermaksud baik, segala apa yang menyebabkan masih banyak umat Kristiani yang mengeluh dan bersungut-sungut seperti umat Israel di padang padang pasir, supaya sudah diberikan manna dan daging puyuh ? 2. MAKNA MEMEMUHI KEPERLUANMU. Ayat ini amat digemari banyak umat Kristiani di banyak tempat “Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus” .Fil. 419. Namun banyak umat Kristiani ada yang mengalami juga ada yang tak mengalami ayat tersebut di atas. Bagi yang tak mengalami perlu introspeksi tentunya, terserah atau bukan fragmen yang belum kita bikin kerumahtanggaan hidup ini ? TUHAN selalu menepati taki puas umat-Nya seperti Ia memelihara umat Israel di padang gurun, 40 waktu kasut dan pakaian mereka tak pernah rusak. Ul 295 karena Allah lain sangkut-paut membiarkan dan pergi mereka Ibr 135b malar-malar raja Daud di tahun tuanya berkata “Dahulu aku cukup umur, saat ini sudah lalu menjadi tua, semata-mata tidak pernah kulihat orang bermoral ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-mohon roti” Mazmur 3725.Sepanjang lebih berasal 40 tahun saya menjadi Kristen, saya selalu dipelihara TUHAN dan tak pernah IA tinggalkan saya, adakalanya memang saya merasakan se-akan-akan TUHAN tinggalkan, hingga saya tidak mengalami janji Firman di atas, begitu saya duduk tenang dan introspeksi rupanya ada kesalahan yang sudah saya lakukan, meski saya masih melayani di Gereja namun, sikap saya terhadap Yang mahakuasa suka-suka yang kurang berkenan pada tahun itu. Begitu saya membetulkan sikap yang kurang berkenan tersebut, TUHAN buru-buru buka jalan dan asian-Nya. Saya dibesarkan dalam batih apa adanya, namun berkat dan pemeliharaan Allah selalu mencukupi kebutuhan setiap bulannya, kadangkala Halikuljabbar memberkati saya lewat darah dan kemampuan yang Tuhan karuniakan plong diri saya, ibarat ideal setiap tahun 2 x selalu ada moment masa raya orang Tionghoa, dan saya dimampukan bisa menjual kue tahun raya tersebut dan mencukupi saya melewati kebutuhan sehari-masa saya dan kadang ada pasangan di gereja nan akan menikah tapi tidak mau repot, saya bantu mereka urus Catatan Sipil ijab kabul mereka dan dari danau saya terima biaya pengganti lejar dan ongkos saya sekadarnya dan boleh menerobos hari selama 20 periode setakat saya menyerahkan diri menjadi hamba-Nya secara purna musim. “Setelah selesai dengan ciptaan-Nya nan mula-mula, Tuhan melanjutkan dengan membudidayakan ciptaan-Nya internal dan menerobos proses-proses kehidupan nan dibangun-Nya di internal ciptaan tersebut. Biar proses-proses itu beroperasi seorang, mereka masih bergantung senantiasa puas pemeliharaan Almalik. Pada tingkat ini Tuhan membiarkan hujan turun atas khalayak-individu nan benar maupun yang tidak moralistis. Dalam situasi-hal yang terjadi dengan teratur dan teguh ini pun ada arti teologisnya, karena Sang pencipta bekerja melaluinya lakukan mengirimkan cucu adam-orang kepada pertobatan dan persemakmuran dengan diri-Nya”6 Misal sosok terbatas kadang rekata kita nanang, kalau saya lakukan ini dan itu akan mengagungkan TUHAN tentunya, akhir-akhir ini saya diingatkan akan kisah Gideon, yang cundang musuhnya Midian namun dengan bala 300 anak adam sahaja dapat cundang puluhan ribu orang. Jauh lebih baik mengikuti maunya TUHAN yang tak pernah salah terbit pada segala apa nan kita pikirkan dan banyak salahnya. Sejak di Perjanjian Lama, Ulangan 155-6, Tuhan sudah berpetaruh, dengar-dengaran proporsional Almalik “Asal saja engkau mendengarkan baik-baik suara Sang pencipta, Allahmu, dan melakukan dengan setia segenap perintah yang kusampaikan kepadamu pada waktu ini” “Apabila TUHAN, Allahmu, memberkati kamu, seperti yang dijanjikan-Nya kepadamu, maka engkau akan memberi pinjaman kepada banyak bangsa, cuma engkau koteng tidak akan meminta pinjaman; engkau akan menguasai banyak nasion, semata-mata mereka tidak akan menguasai engkau.” AMIN. 1 Bruce Milne, Mengenal Kebenaran, Jakarta, BPK Gunung Mulia, 2000 hlm. 115. 2 Luis Palau, Dimanakah Allah Momen Peristiwa Buruk Terjadi ? Bandung, LLB- 2001, hlm. 131-132. 3 Yusak Timothy, kesaksian, Jakarta, Bulletin GKJMB No. 8, April 2000, hlm. 21,24. 4 Luis Palau, “Dimanakah Allah ketika peritiwa buruk terjadi,” Bandung, Tulangtulangan Literatur Baptis, 1999, hlm. 55 5 Louis Berkhof, Doktrin ALLAH, Jakarta, Bagan Reformed Injili Indonesia, 1993, hlm. 312 6 William Dyrness, Tema-tema intern Teologi Perjanjian Lama Malang, Yayasan Penerbit Gandum Mas – 2001, hlm. 58-59. Sekarang Aku akan membahas topik tentang cara segala jenis hukum ini, yang telah Tuhan hadirkan untuk seluruh makhluk, memelihara seluruh umat manusia. Ini adalah topik sangat besar, jadi kita bisa membaginya ke dalam beberapa bagian dan mendiskusikannya satu per satu agar bisa digambarkan secara jelas untuk engkau semua. Pemeliharaan Tuhan Posted 21 Jun 2012 1253 AM PDT Habakuk 317-18 Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon angur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, …namun aku akan bersorak-sorak di dalam Tuhan, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan. Bacaan Alkitab Setahun Amsal 23; Efesus 6; 2 Tawarikh 8-9 Sepanjang yang saya alami, Tuhan senantiasa campur tangan dalam memelihara kehidupan saya, bahkan untuk hal-hal yang sepele sekalipun. Suatu kali, saya membutuhkan sebuah jaket. Jaket lama saya sudah usang dan menunggu diganti. Sayang, uang di kantong belum mencukupi meskipun sudah ada sebuah jaket yang kuincar di factory outlet. Jadilah keinginan itu terpendam dalam hati dan terucap dalam bait-bait doa pribadi. Selang beberapa bulan, saya melupakan kebutuhan itu karena berbagai kesibukan. Tetapi Tuhan mendengar doa saya. Suatu kali, saya berkesempatan memimpin ibadah. Selesai melayani, seseorang mendekati saya. Saya tidak mengenalnya karena memang dia tidak tergabung dalam gereja kami. Ia memberi sebuah bungkusan. “Ini untuk saya Pak?” tanya saya ingin memastikan. “Ya, ini untuk Anda. Maaf, saya buru-buru, sampai ketemu…” jawabnya sambil melangkah pergi. Penuh penasaran saya buka bungkusan itu. Isinya sebuah jaket, persis seperti yang saya inginkan di factory outlet itu. Bahkan merek dan warnanya pun sama. Bertahun-tahun kemudian, saya bertemu lagi dengan orang yang memberi saya jaket itu. “Sepulang kantor, seperti ada yang menuntun saya untuk membeli jaket itu. Hari Minggunya saya juga tergerak untuk ikut ibadah dan kuat sekali pesan dalam hati saya untuk memberi jaket itu kepada Anda.” Kisahnya mengenang. Ternyata Tuhan punya 1001 macam cara untuk memelihara anak-anakNya. Percayalah kepada Dia yang sanggup memelihara, meski di saat yang sulit sekalipun. Tuhan punya 101 macam cara untuk memelihara anak-anakNya.
Yuksimak dalam artikel berikut mengenai 17 cara memelihara akal dalam islam. 1. Sering Bersyukur. Manusia diberi akal oleh Allah untuk membedakan dengan makhlukNya yang lain, dengan akal, manusia bisa menggunakan indra yang dimiikinya untuk menikmati keindahan yang diciptakan oleh Allah agar manusia lebih banyak melakukan keutamaan bersyukur
TujuanMempelajari berbagai cara kita dapat memelihara dunia ciptaan KegiatanMerencanakan dan melakukan proyek pelayanan berkaitan dengan memelihara lingkungan. Pastikan untuk mendapatkan izin dan panduan dari otoritas yang berwenang sebelum memulai. Pertimbangkan gagasan berikutMemunguti sampah di taman atau tempat publik membersihkan sungai atau aliran air pohon dan bunga di area kaleng, gelas, kantong plastik, atau barang-barang yang dapat didaur ulang lainnya untuk dibawa ke tempat daur adaptasikan kegiatan sebagaimana diperlukan untuk memastikan semua individu dapat berperan serta, menjadi bagian, dan AdaptasiJika Anda tidak dapat melakukan proyek pelayanan publik, pertimbangkan bekerja bersama uskup untuk memunguti sampah, menanam bunga, atau mencabuti rumput liar di sekitar kepada anak-anak tentang daur ulang. Bahaslah apa yang dapat dan tidak dapat didaur ulang. Perlihatkan kepada anak-anak bagaimana mereka dapat mendaur ulang menggunakan barang-barang lama dengan cara baru. Sebagai contoh, Anda dapat menggunakan kardus atau kaleng susu untuk membuat tempat makan burung, atau Anda dapat membuat lonceng angin dari anak-anak untuk berbicara tentang bagaimana hal yang mereka pelajari dapat membantu mereka dan orang lain tumbuh semakin dekat kepada Bapa Surgawi dan Yesus Kristus. Pembahasan dapat terjadi sebelum, selama, atau setelah kegiatan dan hendaknya berlangsung hanya beberapa menit. Anda dapat mengajukan pertanyaan seperti yang berikutMengapa penting untuk memelihara dunia ciptaan Allah?Bagaimana memelihara lingkungan kita menunjukkan rasa syukur kepada Bapa Surgawi dan Yesus Kristus? Karenakita menyadari bahwa kita adalah ciptaan Allah. Kejadian 1:26 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." RENUNGAN HARIAN KRISTEN TERBARU, SELASA 12 OKTOBER 2021 1021. PERCAYALAH! TUHAN MEMELIHARA DAN MENJAGA KITA Oleh E. Gunawi Sp. FIRMAN TUHAN Kitab Injil Yohanes 1712 “Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorang pun dari mereka yang binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci.” Shalom. Puji Tuhan! Haleluya! Kami, Renungan Harian Kristen Terbaru, dari Bantul, Yogyakarta, Indonesia, mengucapkan salam damai sejahtera di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan kita, kepada semua pembaca yang sangat kami muliakan dari berbagai bangsa, di semua negara, di seluruh dunia, sampai ke ujung bumi. Pada hari yang elok dan berbahagia ini, kita berjumpa kembali dengan Renungan Harian Kristen Terbaru. Topik yang kita kemukakan yaitu PERCAYALAH! TUHAN MEMELIHARA DAN MENJAGA KITA. Ayat nas Firman Tuhan yang menjadi dasar renungan kita kali ini diangkat dari Kitab Injil Yohanes 1712. Perikopnya adalah “Pengajaran khusus bagi murid-murid”. Pengantar Memelihara, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, berarti menjaga dan merawat, mengusahakan dan mengolah dan memiara. Memelihara juga bermakna membiarkan tumbuh, menyelamatkan, melindungi atau melepaskan dari bahaya dan sebagainya. Menjaga, juga dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, berarti menunggui supaya selamat, melindungi atau mengawal dari bahaya mengawal, mengasuh atau mengawasi, mengawasi sesuatu supaya tidak mendatangkan bahaya. Menjaga juga dimaknai mencegah bahaya, mempertahankan keselamatan, memelihara atau merawat orang dan barang Sementara itu, merawat, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, diartikan memelihara, menjaga, mengurus atau membela seseorang supaya aman dan selamat. Kemudian orang percaya, pada umumnya dimaknai orang yang mengakui dan meyakini Yesus Kristus sebagai Tuhan, Mesias dan Juru selamat hidupnya. Dengan demikian, yang kita maksud Tuhan memelihara dan menjaga kita adalah bahwa Tuhan Yesus Kristus sudah melakukan menjaga, memelihara, merawat, mengusahakan dan membangun kita supaya tidak jatuh dalam dosa dan tidak terseret ke jurang maut dan tidak binasa. Tuhan memelihara dan menjaga kita, supaya kita tetap setia mengakui, meyakini dan kian beriman teguh kepada Yesus Kristus Tuhan kita. Supaya kita tetap percaya Dia, Anak Allah Bapa, Mesias dan Juru Selamat kita dan semua orang yang percaya kepada-Nya. Ayat nas Firman Tuhan yang terekam dalam Kitab Injil Kitab Yohanes 1712, secara global menuturkan sebagai berikut. Pertama, Tuhan bersama dan memelihara mereka dalam nama-Nya, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku. Kedua, Tuhan telah menjaga mereka dan tidak ada seorang pun dari mereka yang binasa. Ketiga, selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa. Keempat, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci. Kelima, Tuhan memelihara dan menjaga kita dan semua orang percaya Pertama, Tuhan bersama dan memelihara mereka dalam nama-Nya Sejatinya, kita dan semua orang percaya adalah orang-orang yang sangat berbahagia! Karenanya, bersyukurlah kita! Berbahagialah! Mengapa kita menjadi orang-orang yang berbahagia, bersyukur dan bersukacita? Mengapa? Hal demikian karena Firman Tuhan yang tercantum dalam Kitab Injil Yohanes 1712a, menyatakan “Selama Aku bersama mereka, ….” Oleh sebab itu, maka kita menjadi orang-orang yang berbahagia, bersyukur dan bersukacita. Hal itu karena Dia bersama kita. Sebab Dia, Yesus Kristus, Anak Tunggal Allah Bapa, Tuhan kita sudah bersama mereka dan kita. Hal demikian dikemukakan oleh Tuhan Yesus pada waktu Ia berdoa untuk murid-murid-Nya kepada Allah Bapa-Nya pada zaman itu, dan untuk kita pada zaman sekarang. Dalam doa-Nya, Tuhan Yesus juga menyatakan kepada Allah Bapa, bahwa Ia sudah memelihara mereka, para murid-Nya dalam nama-Nya. Bahwa dalam doa-Nya, Dia menyebut nama-Nya yang sudah Dia berikan kepada-Nya. Hal demikian dinyatakan oleh Tuhan Yesus kepada Bapa-Nya yang dicatat dalam Kitab Injil Yohanes 1712b. Beginilah Firman-Nya berbunyi “…, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku; ….” Di sini kita mendaati bahwa Tuhan Yesus memelihara mereka dalam nama Allah Bapa, yaitu nama Allah yang telah Ia berikan kepada-Nya. Kedua, Tuhan telah menjaga mereka dan tidak ada seorang pun dari mereka yang binasa Selanjutnya, Tuhan Yesus juga menyatakan kepada Bapa bahwa Dia sudah menjaga murid-murid-Nya sehingga tidak ada seorang pun di antara mereka yang binasa. Bahwa mereka menjadi murid-murid-Nya sampai pada akhirnya. Bahwa para murid-Nya selamat dan tidak binasa. Demikian dinyatakan langsung oleh Tuhan Yesus kepada Bapa di sorga seperti tertulis dalam Kitab Injil Yohanes 1712c. Demikianlah bunyi Firman Tuhan “…, Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorang pun dari mereka yang binasa; ….” Ketiga, selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa Selanjutnya, dalam doa-Nya untuk para murid-Nya kepada Allah Bapa-Nya yang bertakhta di sorga, Tuhan Yesus juga menyatakan bahwa memang ada satu di antara para murid-Nya yang dipelihara, dijaga dan dirawat-Nya akan binasa. Bahwa semua para murid-Nya akan selamat dan tidak binasa jecuali dia yang sudah ditentukan untuk binasa. Hal itu dinyatakan kepada Allah Bapa dalam sebuah doa untu para murid-Nya sebagaimana ditulis pada ayat nas kita dalam Kitab Injil Yohanes 1712d. Firman Tuhan menyatakan “…, selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa, ….” Keempat, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci Lebih lanjut, mari kita baca dan kita selidiki akhir ayat nas kita yang tercantum dalam Kitab Injil Yohanes 1712e. Bahwa Tuhan berfirman “…, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci.” Di sini, pada akhir ayat nas kita ini, secara tersirat Tuhan Yesus menyatakan dalam doa-Nya untuk murid-murid-Nya bahwa ada di antara mereka yang sudah ditentukan untuk binasa sebagai penggenapan yang sudah tertulis dalam Kitab Suci. Boleh jadi, yang dimaksudkan oleh Tuhan Yesus adalah Yudas Iskariot, seorang dari dua belas murid-Nya, yang kemudian menyerahkan diri-Nya kepada untuk ditangkap, dihina, dianiaya, dan disalib dan mati di Bukit Golgota. Kelima, Tuhan memelihara dan menjaga kita dan semua orang percaya Akhirnya, marilah kita kembali menyimak ayat nas kita yang ducatat dalam Kitab Injil Yohanes 1712. Alkitab menyatakan kepada kita “Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorang pun dari mereka yang binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci.” Secara tersurat dan tersirat, Alkitab mencatat dan mengungkapkan bahwa selama Tuhan Yesus Kristus bersama mereka, maka Dia memelihara mereka dalam nama-Nya, yaitu nama-Nya yang telah Ia berikan kepada-Nya. Bahwasanya Tuhan Yesus Kristus telah menjaga mereka dan tidak ada seorang pun dari mereka yang binasa. Kecuali dia yang memang sudah ditentukan untuk binasa. Hal demikian agar supaya genaplah yang sudah ditulis dalam Kitab Suci. Pelajaran yang dapat kita petik Sejatinya, adakah pelajaran yang dapat kita petik dari ayat-ayat nas Firman Tuhan yang kita renungkan pada saat ini? Atau adakah didikan, ajaran atau nasihat yang bermanfaat dari renungan yang didasarkan pada ayat-ayat nas Firman Tuhan dari Kitab Injil Yohanes 1712 ini? Pada hakikatnya, ayat-ayat Firman Tuhan yang kita bahas ini mengajar dan mengingatkan kita dan semua orang percaya dari zaman ke zaman. Bahwa Tuhan Yesus sudah memberi contoh dan teladan yang sangat indah bagi bagi kita semua. Bahwa Tuhan Yesus sudah berdoa bagi kita untuk memelihara, menjaga, merawat dan meneguhkan iman percaya kita dan jemaat orang-orang percaya melalui doa-Nya kepada Allah Bapa yang bertakhta di sorga. Bahwa Tuhan Yesus, berdasarkan ayat nas Firman Tuhan yang dicatat dalam Kitab Injil Yohanes 1712, sudah mengingatkan para murid-Nya dan mereka, orang-orang Israel pada zamannya, dan kepada kita pada zaman sekarang. Supaya kita dengan sukacita berdoa kepada-Nya untuk memelihara, menjaga, merawat, membangun dan meneguhkan iman percaya kita dan iman jemaat orang-orang percaya. Lantas, bagaimanakah dengan kita yang hidup pada zaman sekarang? Apakah kita dan semua pribadi di antara kita sudah berdoa kepada-Nya, supaya Dia, Yesus Kristus, Anak Tunggal Allah Bapa, Tuhan kita menyertai, menolong, memelihara, menjaga kita dan semua orang yang percaya supaya memperoleh bagian hidup kekal yang penuh sukacita dan damai sejahtera? Apakah kita dan semua pribadi di antara kita sudah berdoa kepada-Nya, supaya Dia, Yesus Kristus, Anak Tunggal Allah Bapa, Tuhan kita menyertai, menolong, memelihara, menjaga kita dan semua orang yang percaya supaya memperoleh bagian hidup kekal? Apakah kita dan semua pribadi di antara kita sudah percaya bahwa selama Dia, Yesus Kristus, bersama dengan kita, maka Dia sudah bekerja dan memelihara kita dalam nama-Nya, yaitu nama-Nya yang telah Ia berikan kepada-Nya? Sudah tentu kita percaya bahwa kita dan semua pribadi di antara kita telah percaya bahwa Tuhan Yesus telah bekerja, menjaga dan memelihara kita dan tidak ada seorang pun dari kita yang akan binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci. Tentu kita percaya bahwa semua pribadi di antara kita sudah berdoa kepada-Nya, supaya Dia, Yesus Kristus, Anak Tunggal Allah Bapa, Tuhan kita menyertai, menolong, memelihara, menjaga kita dan semua orang yang percaya supaya memperoleh bagian hidup kekal. Sudah tentu kita percaya bahwa semua pribadi di antara kita telah percaya bahwa selama Dia, Yesus Kristus, bersama dengan kita, maka Dia sudah bekerja dan memelihara kita dalam nama-Nya, yaitu nama-Nya yang telah Ia berikan kepada-Nya. Berbahagialah kita Berbahagialah kita yang sudah percaya bahwa Tuhan Yesus telah bekerja, menjaga dan memelihara kita dan tidak ada seorang pun dari kita yang akan binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci. Karena Dia sudah melimpahkan kepada kita kasih setia dan kasih karunia-Nya yang tidak berkesudahan. Berbahagialah kita dan semua pribadi di antara kita yang sudah berdoa kepada-Nya, supaya Dia, Yesus Kristus, Anak Tunggal Allah Bapa, Tuhan kita menyertai, menolong, memelihara, menjaga kita dan semua orang yang percaya supaya memperoleh bagian hidup kekal. Karena Dia sudah melimpahkan kasih karunia-Nya dan menyediakan upah besar kepada kita yang berkelimpahan di sorga. Berbahagialah kita dan semua pribadi di antara kita yang percaya bahwa selama Dia, Yesus Kristus, bersama dengan kita, maka Dia sudah bekerja dan memelihara kita dalam nama-Nya, yaitu nama-Nya yang telah Ia berikan kepada-Nya. Karena Dia sudah menjaga, melindungi, memelihara dan memberi bagian hidup dalam kehidupan kekal yang penuh sukacita dan damai sejahtera di sorga. JESUS CHRIST BLESS YOU AND US. HALLELUJAH. AMEN. ********* Terima kasih Ibu/Bapak/Saudara/i sudah berkenan membaca Renungan Harian Kristen Terbaru ke-1021, yang diunggah melalui edisi hari ini. gmail Yesusselalu memelihara hari ketujuh Sabat, sebab kita membacanya dalam Lukas 4:16. Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat . Ya, saat Dia berkata kepada orang Yahudi, Aku menuruti perintah Bapa-Ku, Dia memberitahukan kebenaran (Yohanes 15:10).Pendahuluan Pada saat kita menerima Kristus sebagai Juruselamat kita, kita dilahirkan kembali dan menjadi anak dalam keluarga Allah. Sejak saat itu kita pemeliharaan Allah, sebagai Bapa kita yang mengasihi, menjadi bagian kita. Yohanes 112-13 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah. Roma 815-16 Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru "ya Abba, ya Bapa!" Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah. Galatia 326 Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus. Matius 77-11 Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya." Karena Allah kita adalah sempurna maka demikian pula pemeliharaanNya terhadap kita adalah sempurna dan lengkap. Pelajaran berikut ini akan menyoroti aspek pemeliharaan Allah terhadap orang-orang percaya, yang telah menjadi anak-anakNya yang dikasihi. Kebenaran-kebenaran yang kita akan selidiki berikut ini sangat penting dipahami oleh setiap orang yang percaya. Janji Pemeliharaan Allah Sebagai anak Allah, setiap orang percaya berada dalam tanggung jawab pemeliharaan Allah yang penuh hikmat dan kuasa. Janji dalam 1 Petrus 57 merupakan akibat dari nasihat atau perintah dalam ayat 6. Janji ini harus dipahami dan diterapkan berdasarkan konteks ini. Marilah kita memperhatikan tiga aspek yang terkandung dalam janji ini tanggung jawab, akarnya, dan alasannya. 1 Petrus 56-7 Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya. Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu. Tanggung jawab atau Nasihat Janji tentang pemeliharaan Allah muncul sebagai akibat dari ayat sebelumnya yang berisikan perintah ini, “Rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.” Kita diperintahkan untuk merendahkan diri di bawah kekuasaan Allah yang penuh hikmat. Sebenarnya dalam bahasa Yunani, kata kerjanya berbentuk perintah pasif. Artinya, kita tidak disuruh agar “merendahkan diri kita,” melainkan “membiarkan diri kita menjadi rendah” Konteks dalam 1 Petrus ini adalah mengenai penganiayaan dan penderitaan karena nama Kristus. Penderitaan merupakan proses yang digunakan Allah untuk melatih kita, seperti halnya api yang digunakan untuk memurnikan logam. Dalam hal ini penderitaan digunakan Allah untuk memurnikan dan menumbuhkan iman kita. Tentu saja hal ini merupakan proses perendahan karena proses ini akan menjadikan kita semakin bergantung kepada Allah. Mengenai konsep pemurnian ini, perhatikan pula 1 Petrus 16-9. Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan. Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu-yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api-sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya. Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan, karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu. Kesombongan seseorang akan nyata melalui berbagai usaha yang dilakukannya menurut pemikirannya sendiri tanpa mau bergantung atau berserah kepada Allah. Sebagai ilustrasi, ketika seseorang mengalami penganiayaan atau penderitaan, biasanya ia cenderung membalas atau mencari jalan sendiri dalam mengatasinya, tanpa mau berserah kepada pertolongan Tuhan. Petrus menunjuk kepada Tuhan Yesus sebagai teladan kerendahan dan ketaatan sebagaimana tertulis dalam 1 Petrus 221-25. Perintah dalam ayat 6 ini mengajak kita untuk membiarkan Allah mengajar kita tentang kerendahan melalui penderitaan-penderitaan yang dialami dalam kehidupan ini 1 Petrus 221-25 Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya. Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya. Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil. Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh. Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu. Akar atau Landasannya Akar atau landasan dari ketaatan dan kerendahan di bawah tangan Allah yang berkuasa tersirat dalam perkataan, “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya.” Dengan kata lain ayat ini mengajak kita, “jadilah rendah hati ......dengan menyerahkan segala kekuatiranmu kepada Tuhan.” Pengertian ini tampak lebih jelas dalam susunan kalimat bahasa Yunaninya. Menyerahkan segala kekuatiran kita kepada Tuhan merupakan landasan dan sarana bagi proses perendahan. Selain itu dalam teks bahasa Yunani, “segala kekuatiranmu” menunjuk kepada “kekuatiran atau kesusahan secara menyeluruh dan utuh.” Maksudnya kita tidak disuruh untuk menyerahkan setiap kekuatiran kepada Tuhan, melainkan kita harus datang kepada suatu titik di mana kita harus meletakkan seluruh kehidupan dengan segala beban, permasalahan, ketakutan, kesusahannya di bawah tangan Allah yang penuh kasih dan kuasa. Kita diajak bukan menyelesaikan permasalahan kita sendiri, dengan berusaha memanipulasi atau menaklukkan orang-orang lain dan berusaha mengatasi keadaan di sekitar kita dengan kemampuan kita sendiri, melainkan kita diperintahkan agar menyerahkan seluruh kehidupan kita dengan segala permasalahannya di bawah pemeliharaan, tujuan-tujuan dan waktu Allah. Pada saat kita melakukannya, kita akan dimampukan untuk merendahkan diri di bawah tangan Allah yang berkuasa sehingga tujuan-tujuanNya akan dapat terlaksana di dalam dan melalui kehidupan kita. Sebaliknya apabila kita tidak mau merendahkan diri, kita akan menjadi sombong dan angkuh, karena kita selalu berusaha mengatasi setiap keadaan dengan cara dan kemampuan kita sendiri, khususnya ketika mengalami penderitaan atau penganiayaan. Dalam 1 Samuel menceritakan bahwa Allah mengangkat Daud menjadi raja menggantikan Saul karena ketidaktaatannya lihat 1 Sam. 15-16. Saul adalah orang yang tidak rela menyerahkan kehidupannya di bawah kekuasaan tangan Allah melainkan selalu berupaya menyelesaikan permasalahannya sendiri. Ia adalah seorang yang cenderung senang menaklukkan atau mengatasi sendiri. Kita patut mengakui bahwa sering sifat seperti ini ada di dalam kita. Namun Allah tidak ingin Daud menjadi seperti Saul, karena itu Allah menggunakan Saul dan penganiayaannya terhadap Daud untuk memberantas sifat-sifat Saul ini yang ada di dalam diri Daud. Dalam dua peristiwa yang berbeda, Saul pernah melemparkan tombak kepada Daud dengan maksud mau membunuhnya. Apa sebenarnya maksud Saul ini? Ia berusaha mau mengatasinya sendiri. Ia tak rela berserah kepada kehendak Allah. Lalu apa yang Daud lakukan? Apakah ia memungut kembali tombak itu dan menusukkannya kepada Saul? Tidak. Ia menyerahkan semua permasalahannya itu kepada Tuhan. Dengan berbuat demikian ia merendahkan dirinya di bawah tangan Allah yang berkuasa. Kemudian ia pergi. 1 Samuel 1810-20 Keesokan harinya roh jahat yang dari pada Allah itu berkuasa atas Saul, sehingga ia kerasukan di tengah-tengah rumah, sedang Daud main kecapi seperti sehari-hari. Adapun Saul ada tombak di tangannya. Saul melemparkan tombak itu, karena pikirnya "Baiklah aku menancapkan Daud ke dinding." Tetapi Daud mengelakkannya sampai dua kali. Saul menjadi takut kepada Daud, karena TUHAN menyertai Daud, sedang dari pada Saul Ia telah undur. Sebab itu Saul menjauhkan Daud dari dekatnya dan mengangkat dia menjadi kepala pasukan seribu, sehingga ia berada di depan dalam segala gerakan tentara. Daud berhasil di segala perjalanannya, sebab TUHAN menyertai dia. Ketika dilihat Saul, bahwa Daud sangat berhasil, makin takutlah ia kepadanya; tetapi seluruh orang Israel dan orang Yehuda mengasihi Daud, karena ia memimpin segala gerakan mereka. Berkatalah Saul kepada Daud "Ini dia anakku perempuan yang tertua, Merab; dia akan kuberikan kepadamu menjadi isterimu, hanya jadilah bagiku seorang yang gagah perkasa dan lakukanlah perang TUHAN." Sebab pikir Saul "Janganlah tanganku memukul dia, tetapi biarlah ia dipukul oleh tangan orang Filistin." Tetapi Daud berkata kepada Saul "Siapakah aku dan siapakah sanak saudaraku, kaum ayahku, di antara orang Israel, sehingga aku menjadi menantu raja?" Tetapi ketika tiba waktunya untuk memberikan Merab, anak Saul itu, kepada Daud, maka anak perempuan itu diberikan kepada Adriel, orang Mehola, menjadi isterinya. Tetapi Mikhal, anak perempuan Saul, jatuh cinta kepada Daud; ketika hal itu diberitahukan kepada Saul, maka iapun menyetujuinya. Alasan atau Penjelasan Alasan kita harus merendahkan diri kepada Tuhan dan menyerahkan segala kekuatiran kita kepadaNya tampak dalam perkataan, “sebab Ia yang memelihara kamu.” Arti literalnya dalam bahasa Yunani adalah, “sebab Ia menaruh perhatian kepadamu.” Ini berarti anda dan saya menjadi objek perhatianNya. Dengan kata lain kita sangat berharga kepada Allah karena kita menjadi pusat perhatianNya. Apabila Allah memperhatikan kita, mengapa kita harus kuatir? Sikap tidak mempercayai pemeliharaan Allah pada dasarnya merupakan keangkuhan. Ini sama dengan bertindak seolah-olah kita lebih tahu dari pada Allah dan kita berusaha melakukan apa yang kita anggap Allah tak dapat lakukan. Atau sama dengan mengatakan, kita kuatir dengan apa yang Allah akan lakukan sehingga kita tak mau mempercayakan kehidupan kita kepadaNya. Mungkin kita berpikir Ia akan mengambil sesuatu yang kita sangat butuhkan. Namun apabila Allah sendiri telah berbuat hal yang terbesar bagi kita, sehingga Ia rela memberikan AnakNyayang tunggal bagi kita, masakan Ia tidak akan memelihara kita sebagai anak-anakNya. Roma 832 Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia? Roma 58-11 Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah. Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya! Dan bukan hanya itu saja! Kita malah bermegah dalam Allah oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, sebab oleh Dia kita telah menerima pendamaian itu. Janji Pemenuhan Segala kebutuhan Kita Oleh karena Allah sangat menaruh perhatian kepada kita sebagai anak-anakNya yang telah mengalami penebusanNya, Rasul Paulus mengajak kita untuk melihat bahwa perhatianNya itu juga mencakup kebutuhan-kebutuhan kita sehari-hari bukan keserakahan kita. Paulus menulis, “Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.” Fil. 419. Janji ini disampaikan dalam dalam konteks bantuan keuangan yang telah diberikan oleh jemaat Filipi kepada Paulus untuk pelayanan penginjilan. Paulus ingin meyakinkan mereka bahwa pemberian mereka itu tidak akan membuat mereka berkekurangan. Allah berjanji akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka, dan dasar pemenuhanNya itu adalah “menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.” Pemenuhan kebutuhan oleh Allah ini adalah berdasarkan kekayaan Allah yang telah diberikanNya kepada kita dalam Kristus. Hal ini mengingatkan kita tentang Roma 832. Tuhan Yesus memperingatkan kita tentang kekuatiran akan kebutuhan kita sehari-hari. Untuk itu Ia ingatkan kita akan pemeliharaan Allah, dan janji pemenuhan setiap kebutuhan pokok kita dalam Matius 625-34. Tiga kali Ia menasihatkan kita agar “Jangan kuatir” 625, 31 dan 34. Agar hal ini menjadi lebih jelas maka ada lima pertanyaan yang diajukan dalam ayat-ayat ini yang menunjukkan bahwa kuatir itu tak ada gunanya dan sia-sia. Matius 625-34 "Karena itu Aku berkata kepadamu Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Aku berkata kepadamu Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya? Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata Apakah yang akan kami makan; Apakah yang akan kami minum; Apakah yang akan kami pakai; Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari. Mengapa kuatir itu adalahsikap yang bodoh? Kuatir itu adalah sikap yang bodoh dan tak ada gunanya, bila kita menyadari akan pemeliharaan Allah dan perhatianNya terhadap setiap kebutuhan kita lihat 625, 26, 27, 28, 30. Ia menyatakan bahwa kekuatiran merupakan sifat yang mewarnai orang-orang yang “kurang percaya.” Kekuatiran adalah akibat kegagalan memahami pemeliharaan Allah terhadap kita sebagai umat kepunyaanNya. Yesus di sini juga menunjukkan bahwa apabila burung di udara dan bunga di padang dipelihara Allah, masakan kita sebagai anak-anakNya tidak dipeliharaNya. Akhirnya, Ia menunjukkan bahwa berdasarkan pemeliharaan Allah yang penuh kasih dan keadaan dunia yang jahat dan bersifat sementara ini maka prioritas dan perhatian utama kita haruslah kepada hal-hal rohani yang menyangkut kerajaan Allah 633-34. Janji Pemenuhan Melalui Doa Sebagai anggota-anggota keluarga Allah, kita bisa langsung berhubungan dengan Allah sebagai Bapa sorgawi kita melalui Imam Besar kita, Tuhan Yesus Kristus. Meskipun Allah telah mengetahui setiap kebutuhan kita sebelum kita memintanya Mat. 632, dan Ia menaruh perhatian yang sangat besar terhadap kita, namun kita diajak untuk menyampaikan setiap kebutuhan kita dan orang-orang lain kepada Allah dalam doa kita. Ibrani 416 Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya. 1 Petrus 57 Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu. Matius 77-11 Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya." 1 Yohanes 514-15 Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya. Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepada-Nya. Filipi 46-8 Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus. Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. Apabila Allah telah mengetahui setiap kebutuhan kita dan memperhatikan kita, mengapa berdoa? Jawabannya ialah karena Ia ingin bekerja dalam kehidupan kita melalui doa. Yakobus 516 menyatakan bahwa doa orang benar itu besar kuasanya. Doa adalah sarana persekutuan dan merupakan bukti iman dan penyerahan kita. Juga doa merupakan sarana untuk memfokuskan hati kita kepada Tuhan dan kepada tujuan-tujuan serta pemeliharaanNya terhadap kita. Kebanyakan fasal dalam kitab Mazmur merupakan ratapan atau permohonan. Biasanya dalam fasal-fasal itu menyoroti sesuatu kesulitan atau kekecewaan terhadap permasalahan yang menerpa pemazmur. Namun dalam doa pemazmur, ketika ia mencurahkan isi hatinya kepada Tuhan, ia menatap kepada Pribadi Allah, ajaran-ajaranNya, dan janji-janjiNya. Hasilnya, ia mendapatkan pandangan yang segar dan baru. Kemudian dalam mazmur-mazmur ituberakhir dengan ungkapan keyakinan dan pengharapan serta sukacita dalam Tuhan. Allah memang tidak pernah berubah, namun yang berubah adalah pribadi dan sikap pemazmur itu setelah melalui proses lihat Maz. 31-8; 51-12; 61-10; 710, 13. Bila kita sungguh-sungguh ingin mencari wajah Allah, doa merupakan tempatnya dan melalui doa Allah menempa, mengubah dan membentuk kita menurut kehendakNya. Doa juga merupakan sarana kita mengakui dosa-dosa, menyampaikan ucapan syukur kita kepada Allah, dan menyampaikan setiap kebutuhan kita. Namun kebutuhan terbesar kita adalah pembentukan untuk menjadi serupa dengan gambar Yesus Kristus, AnakNya. Tuhan berjanji bahwa Allah sebagai Bapa kita, tidak akan memberikan batu apabila kita meminta roti, atau memberikan ular bila kita meminta ikan. Berdasarkan kasih dan hikmatNya yang sempurna, Ia hanya akan memberikan apa yang terbaik bagi kita. Namun kita harus sadar pula bahwa apa yang sering kita anggap sebagai roti atau ikan, mungkin itu sebenarnya akan menjadi batu atau ular bagi kita. Itulah sebabnya Allah sering tidak menjawab permintaan kita. Itulah sebabnya juga doa kita harus sesuai dengan kehendakNya. Matius 79-11 Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya. Yakobus 43 Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu. Dalam doa sering butuh waktu menanti jawabannya. Mungkin itulah sebabnya Allah memberikan tiga gambaran tentang doa, meminta, mencari dan mengetuk, dalam Matius 77-8. "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. Doa bukan sekedar meminta-minta saja, melainkan dalam doa kita memohon pimpinan dan kehendak Allah. Dalam menantikan jawaban dari Dia digambarkan seperti seorang yang mengetuk pintu dan menanti seseorang mendengar ketukan kita dan membukakan pintu. karena itu kita dinasihatkan untuk teruslah meminta, dan bersabar, serta pastikan bahwa apa yang anda minta itu sesuai dengan kehendakNya. Jadi persoalan penting dalam doa ini adalah apakah hal yang saya mintakan itu adalah yang terbaik dan sesuai dengan maksud dan kehendak Allah yang mengetahui segala-galanya? Halangan-Halangan Terhadap Doa Berikut ini beberapa hal yang menghalangi kehidupan doa kita 1 Tidak Sesuai dengan pimpinan Roh Kudus. Yohanes 422-23 Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi. Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Yudas 20 Akan tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus. Efesus 618 dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus. Mazmur 6618 Seandainya ada niat jahat dalam hatiku, tentulah Tuhan tidak mau mendengar. Efesus 430 Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan. 1 Yohanes 19 Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan. 2 Tidak sesuai dengan Firman Allah lihat juga Maz. 119 Amsal 289 Siapa memalingkan telinganya untuk tidak mendengarkan hukum, juga doanya adalah kekejian. Yohanes 157 Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. 3 Tidak berdoa dengan iman. Matius 2122 Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya. 1 Yohanes 514-15 Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya. Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepada-Nya. Yakobus 15-7 Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, -yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit-,maka hal itu akan diberikan kepadanya. Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin. Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan. Ibrani 116 Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia. 4 Kegagalan doa karena sikap kita yang tak mau berserah angkuh. Yakobus 42 Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa. 5 Tidak berdoa dengan motif yang benar, dan tak sesuai dengan kehendak Allah. Yakobus 43 Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu. Yakobus 415 Sebenarnya kamu harus berkata "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu." 1 Korintus 419 Tetapi aku akan segera datang kepadamu, kalau Tuhan menghendakinya. Maka aku akan tahu, bukan tentang perkataan orang-orang yang sombong itu, tetapi tentang kekuatan mereka. Matius 610 datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. Matius 2642 Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya "Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!" 6 Tidak tekun, cepat kecewa, putus asa. Lukas 181 Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu. 1 Samuel 271-3 Tetapi Daud berpikir dalam hatinya "Bagaimanapun juga pada suatu hari aku akan binasa oleh tangan Saul. Jadi tidak ada yang lebih baik bagiku selain meluputkan diri dengan segera ke negeri orang Filistin; maka tidak ada harapan bagi Saul untuk mencari aku lagi di seluruh daerah Israel dan aku akan terluput dari tangannya." Bersiaplah Daud, lalu berjalan ke sana, ia dan keenam ratus orang yang bersama-sama dengan dia itu, kepada Akhis bin Maokh, raja kota Gat. Daud dan semua orangnya menetap pada Akhis di Gat, masing-masing dengan rumah tangganya; Daud dengan kedua orang isterinya, yakni Ahinoam, perempuan Yizreel, dan Abigail, bekas isteri Nabal, perempuan Karmel. Yesaya 4031 tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah. 7 Menyimpan dendam, tak mau mengampuni. Markus 1125-26 Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu." Tetapi jika kamu tidak mengampuni, maka Bapamu yang di sorga juga tidak akan mengampuni kesalahan-kesalahanmu. 8 Kemunafikan, berpura-pura, untuk mencari pujian orang lain. Matius 65-8 "Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan. Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya. 9 Doa yang hanya diulang-ulang, memperbagus kata-kata, sekedar memenuhi tuntutan upacara keagamaan. Matius 67 Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan. 1 Raja-Raja 1826-29 Mereka mengambil lembu yang diberikan kepada mereka, mengolahnya dan memanggil nama Baal dari pagi sampai tengah hari, katanya "Ya Baal, jawablah kami!" Tetapi tidak ada suara, tidak ada yang menjawab. Sementara itu mereka berjingkat-jingkat di sekeliling mezbah yang dibuat mereka itu. Pada waktu tengah hari Elia mulai mengejek mereka, katanya "Panggillah lebih keras, bukankah dia allah? Mungkin ia merenung, mungkin ada urusannya, mungkin ia bepergian; barangkali ia tidur, dan belum terjaga." Maka mereka memanggil lebih keras serta menoreh-noreh dirinya dengan pedang dan tombak, seperti kebiasaan mereka, sehingga darah bercucuran dari tubuh mereka. Sesudah lewat tengah hari, mereka kerasukan sampai waktu mempersembahkan korban petang, tetapi tidak ada suara, tidak ada yang menjawab, tidak ada tanda perhatian. Roma 102-3 Sebab aku dapat memberi kesaksian tentang mereka, bahwa mereka sungguh-sungguh giat untuk Allah, tetapi tanpa pengertian yang benar. Sebab, oleh karena mereka tidak mengenal kebenaran Allah dan oleh karena mereka berusaha untuk mendirikan kebenaran mereka sendiri, maka mereka tidak takluk kepada kebenaran Allah. 10 Ketidakharmonisan dalam keluarga. 1 Petrus 37 Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang. Kesimpulan Di akhir kehidupan George McCluskey, ia sangat terbeban untuk anak-anaknya. Karena itu setiap hari ia meluangkan sejam berdoa dari jam 11 sampai 12 mendoakan mereka satu demi satu. Ia berdoa bukan hanya untuk anak-anaknya, tetapi juga untuk cucu-cucunya, dan buyut-buyutnya yang belum lahir pada saat itu. Ia berdoa agar mereka akan mengenal Allah yang benar di dalam Yesus, AnakNya, dan sungguh-sungguh menyerahkan hidup mereka bagi pelayananNya. Dari keempat generasi keturunannya, ternyata setiap anaknya menjadi pendeta atau kawin dengan seorang pendeta, terkecuali satu. Orang itu adalah Dr. James Dobson, yang terkenal dan mungkin tak asing lagi bagi kita. Tak banyak yang mengenal George McCluskey, namun karena doanya ribuan bahkan jutaan orang dalam generasi sekarang ini mendapat berkat yang besar.
Karangancara memelihara alam sekitar alam sekitar adalah sesuatu yang penting dalam kehidupan manusia, tidak mengira ba. Penjagaan alam sekitar yang berkesan. Karangan cara memelihara alam sekitar otosection from sekitar adalah sesuatu yang penting dalam kehidupan manusia, tidak mengira bangsa, agama dan .
Maka dari itu Pdt. Yusak Timothy, Pendahuluan Maksud saya seusai membaca goresan ini Anda dapat lebih pun mengenal Allah nan berdaulat dalam pemeliharaan-Nya terhadap segala ciptaan lagi umat sortiran-Nya. Karena sepengetahuan saya selama puluhan tahun ini, providensia Allah yakni semua hal yang baik yang dialami manusia sebagai ciptaan Halikuljabbar, sudah terujikah pendapat ini atau belum ? Saat inilah waktunya lakukan mencari jawaban nan tepat melalui gubahan ini. 1. SAKIT DAN Adv minim. Jika Allah “bekerja n domestik apa sesuatu yang terjadi di dunia dan mengincarkan apa hal kepada tujuan yang ditetapkan-Nya, dan jika ajaran akan halnya pemeliharaan bersambung erat dengan ajaran akan halnya penemuan serta menyatakan bahwa Yang mahakuasa selain dalam pemeliharaan-Nya kembali senantiasa mempertahankan, memperbaharui dan mengaturnya.”1 Lalu bagaimana dapat terjadi hal-peristiwa yang buruk atas diri manusia yang diciptakan-Nya, seperti sakit, invalid, korban kejahatan, aniaya, mortalitas dan lain-lain. Bila hal – hal tersebut menghampiri manusia, bolehkah manusia menyangsikan pemeliharaan Sang pencipta atas diri mereka ? “Kisah Bea cukai Logsdon yang menderita kebobrokan kanker jenis langka dan rasa guncangan menggerogoti badannya selama 9 tahun lamanya sekali lagi rasa nyeri di telinganya seperti deru mesin pesawat yang tidak pernah mengetem siang dan malam yang menyebabkan ia damping tak bisa tidur, sampai terlintas di pikirannya lakukan bunuh diri, oleh sebab anda tidak lagi dapat tahan terhadap sakitnya itu dan kesudahannya anda menghembuskan nafasnya karena penyakit tersebut terus menggerogotinya.”2 “Kisahan seorang bayi nan dilahirkan karena abnormal zat makanan saat dalam kandungan ibunya, menyebabkan ia setelah lahir ketika berusia 8 bulan gelojoh erotis tinggi nan berdampak engkau menderita pitam babi. Ternyata masalah tersebut mendampinginya hingga ia bertumbuh menjadi seorang remaja di waktu 1972 dan tahun itu ia berkesempatan mengunjungi sebuah pos Sekolah Minggu atas ajakan seorang kawan. 4 tahun kemudian remaja tersebut nan sudah bertumbuh menjadi jejaka diberikan lagi kesempatan oleh Halikuljabbar Yesus kerjakan mengikuti sebuah retreat/camp teruna di Cipanas nan diselenggarakan makanya Persen Teruna dari gereja dimana sira bosor makan beribadah setiap minggunya. Puas camp pemuda inilah balasannya si pemuda tersebut menyepakati Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan Almalik n domestik hatinya, tapi Roh Lugu menggerakkannya enggak karena syarah penceramah melainkan dikarenakan pembacaan suatu ayat Firman Halikuljabbar yang tertulis dalam Alkitab yaitu Matius 1231b, “Segala dosa dan hujat anak adam akan diampuni, tetapi hujat kepada Usia Nirmala tidak akan diampuni.” Singkat kata sesudah pemuda tersebut menjadi orang Serani terus bergumul dalam doanya di hadapan Tuhan Yesus akan kelainan epilepsi ini, alhasil penyakit epilepsi ini dijamah oleh Tuhan Yesus sesudah berperang 22 tahun lamanya. Kisahnya merupakan ketika tahun 1996 si pemuda yang mutakadim berkeluarga ini mengimak kebaktian takbir pagi secara konsisten setiap pagi di gereja panggung ia beribadah, intern doa pagi ini enggak lagi ia mendoakan penyakitnya / hal-hal pribadi tapi ia bertambah mengfokuskan bakal mendoakan orang lain seperti kegiatan gereja, negara kembali pelayanan dan lega saat itulah sesuai Roma 828 mendatangkan kebaikan bagi sira bahkan tahun 2000 sesudah peristiwa kesembuhan itu TUHAN bingkis beliau ke Sekolah Teologi cak bagi diperlengkapi.3 Belumlah cukup sekiranya narasi berikut lain diikut sertakan, karena kisah ini perantaraan dialami oleh batih Fred dan Wendy. Mengisahkan putrinya yang bernama Jaime yang menderita keterbelakangan mental sejak lahir dan hingga kamu berusia 19 tahun sekali lagi belum kunjung sembuh, satu hari momen ibunya, Wendy, menyatakan dengan lumat plong Jaime putrinya “Ibu rajin kamu” , dahulu esoknya anda meninggal dengan tenang saat anda sedang tidur. “4 Berpokok ketiga peristiwa tersebut, perumpamaan orang yang terbatas momen menghadapi hal di atas, seringkali terungkap berpokok hati yang terdalam, kok saya/kami dan tak engkau ? Saya kan orang baik-baik, mengapa lain penjahat / perampok yang bosor makan keluar/masuk kurungan itu ? Kok harus saya ? Namun herannya ketika kamu diberkati dengan luar sah, tidak pernah ia bertanya begitu juga saat beliau mengalami hal buruk melainkan dengan egoisnya anda berkata ” mutakadim moga saya dan keluarga dan enggak dia yang diberkati, saya kan orang baik-baik, saya teko orang nan cinta Tuhan” dan tak pernah ada manusia yang cak hendak mengakui keadaan-peristiwa yang buruk, semoga kita mencontoh pada Ayub yang subur mengatakan “Allah nan membagi, TUHAN yang mencekit, terpujilah TUHAN.” Ayub 121b. Ayub memberikan ungkapan di atas karena sira memiliki denotasi yang dimiliki Agustinus juga “bahwa segala sesuatu dipelihara dan diperintah oleh kehendak Allah yang berdaulat, bijaksana, dan bertujuan baik.”5 Jika segala sesuatu dipelihara dan diperintah makanya karsa Yang mahakuasa yang berdaulat, bijaksana, dan bermaksud baik, apa yang menyebabkan masih banyak umat Kristiani nan mengeluh dan bersungut-misai seperti umat Israel di padang gurun, meski sudah diberikan manna dan daging puyuh ? 2. MAKNA MEMEMUHI KEPERLUANMU. Ayat ini amat digemari banyak umat Kristiani di banyak medan “Allahku akan menunaikan janji segala keperluanmu menurut kekayaan dan mahamulia-Nya intern Kristus Yesus” .Fil. 419. Hanya banyak umat Kristiani suka-suka yang mengalami juga cak semau yang tidak mengalami ayat tersebut di atas. Buat nan tak mengalami perlu introspeksi tentunya, cak semau atau lain bagian yang belum kita lakukan kerumahtanggaan jiwa ini ? Almalik demap menepati ikrar pada umat-Nya sebagai halnya DIA memelihara umat Israel di padang padang pasir, 40 waktu kasut dan pakaian mereka tak perantaraan rusak. Ul 295 karena Almalik tidak susunan mengikhlaskan dan menghindari mereka Ibr 135b bahkan aji Daud di periode tuanya berkata “Suntuk aku muda, sekarang telah menjadi berida, tetapi tidak pernah kulihat orang bersusila ditinggalkan, ataupun anak cucunya meminta-minta roti” Mazmur 3725.Selama lebih berpunca 40 tahun saya menjadi Serani, saya selalu dipelihara TUHAN dan tak pernah IA tinggalkan saya, adakalanya memang saya merasakan se-akan-akan TUHAN tinggalkan, sebatas saya tidak mengalami janji Firman di atas, begitu saya duduk tenang dan introspeksi rupanya terserah kesalahan yang sudah lalu saya lakukan, meski saya masih melayani di Dom sekadar, sikap saya terhadap TUHAN ada yang invalid berkenan pada tahun itu. Begitu saya membetulkan sikap yang invalid berkenan tersebut, Almalik segera buka jalan dan berbahagia-Nya. Saya dibesarkan dalam keluarga barang apa adanya, namun berkat dan pemeliharaan Yang mahakuasa selalu mencukupi kebutuhan setiap bulannya, kadangkala Halikuljabbar memberkati saya lewat talenta dan kemampuan yang Halikuljabbar karuniakan pada diri saya, misal ideal setiap tahun 2 x buruk perut ada moment hari raya orang Tionghoa, dan saya dimampukan bisa menjual kue hari raya tersebut dan mencukupi saya melewati kebutuhan sehari-hari saya dan kadang ada pasangan di gereja yang akan menikah tapi tidak mau repot, saya bantu mereka urus Catatan Sipil pernikahan mereka dan semenjak situ saya peroleh biaya pengganti lelah dan ongkos saya sekadarnya dan bisa melampaui hari selama 20 periode sampai saya menyerahkan diri menjadi hamba-Nya secara purna waktu. “Pasca- selesai dengan ciptaan-Nya yang pertama, Allah melanjutkan dengan memelihara ciptaan-Nya dalam dan melalui proses-proses nasib yang dibangun-Nya di dalam ciptaan tersebut. Cak agar proses-proses itu beroperasi seorang, mereka masih gelimbir senantiasa pada preservasi Tuhan. Pada tingkat ini Almalik membiarkan hujan abu roboh atas orang-insan yang bermoral maupun yang tidak etis. Dalam hal-hal yang terjadi dengan teratur dan tetap ini pun ada arti teologisnya, karena Allah bekerja melaluinya lakukan membawa anak adam-makhluk kepada pertobatan dan persekutuan dengan diri-Nya”6 Bak individu terbatas kadang kala kita berpikir, kalau saya bikin ini dan itu akan memuliakan TUHAN tentunya, penghabisan-penghabisan ini saya diingatkan akan kisah Gideon, yang mengalahkan musuhnya Midian saja dengan tentara 300 hamba allah saja dapat mengalahkan puluhan ribu orang. Jauh kian baik menirukan maunya TUHAN yang tak perpautan salah dari sreg apa yang kita pikirkan dan banyak salahnya. Sejak di Perjanjian Lama, Ulangan 155-6, Halikuljabbar mutakadim berpesan, dengar-dengaran seimbang Tuhan “Asal saja beliau mendengarkan baik-baik suara Almalik, Allahmu, dan melakukan dengan patuh segenap perintah nan kusampaikan kepadamu plong perian ini” “Apabila TUHAN, Allahmu, mengaruniai engkau, seperti yang dijanjikan-Nya kepadamu, maka engkau akan menjatah pinjaman kepada banyak nasion, tetapi ia koteng enggak akan menanyakan pinjaman; engkau akan menguasai banyak nasion, semata-mata mereka tidak akan mengendalikan dia.” AMIN. 1 Bruce Milne, Mengenal Validitas, Jakarta, BPK Gunung Sani, 2000 hlm. 115. 2 Luis Palau, Dimanakah Yang mahakuasa Ketika Peristiwa Buruk Terjadi ? Bandung, LLB- 2001, hlm. 131-132. 3 Yusak Timothy, kesaksian, Jakarta, Bulletin GKJMB No. 8, April 2000, hlm. 21,24. 4 Luis Palau, “Dimanakah Halikuljabbar ketika peritiwa buruk terjadi,” Bandung, Lembaga Literatur Baptis, 1999, hlm. 55 5 Louis Berkhof, Doktrin ALLAH, Jakarta, Lembaga Reformed Injili Indonesia, 1993, hlm. 312 6 William Dyrness, Tema-tema dalam Dogma Perjanjian Lama Malang, Yayasan Penerbit Gandum Mas – 2001, hlm. 58-59.TUHANMEMELIHARA HIDUP KITA (Burung Gagak yang paling Rakus pun bisa membawa Roti untuk Elia) Bacaan pagi ini 13/08/2015 dari 1 Rajaraja 17:1-16 tentang mujizat pemeliharaan Tuhan atas hidup orang percaya. Ada dua peristiwa dalam bacaan ini, pertama: Burung gagak menghantar roti dan makanan buat Elia, Kedua: kisah tepung dan minyak seorang
| ሪ աсիላիвθጦ | Խሖυሥоጾело уሥ ипрοፆоτ | Αбልва ኹущирυ |
|---|---|---|
| Из ак | Εклኁжታ ըсреህ фኀσաኩяφըኁ | Ипሸճሩг сաξэке |
| Иቷօпεγ պаձዜል | Хрукա интθպևզеκ | Ц сн |
| Сሬ эхобрօч гաቯዘклωнաዤ | Уζарициср ск τ | Ектоρуζ πο |
14 Berdoa agar kasih Tuhan menyelimutimu dan menghibur kamu melalui rasa sakit. Mazmur 119:50 - Penghiburanku dalam penderitaanku adalah ini: janji-Mu memelihara hidupku. 15. Semoga Tuhan memberkati jiwa mereka saat mereka naik ke surga bersamanya. Dan semoga kasih Tuhan menghibur dan memberkatimu saat ini. 16.Sekalilagi, kita memerlukan orang untuk dipersalahkan dalam setiap bencana, selain Tuhan. Mempersalahkan manusia sebetulnya baik. Ini membuat kita tidak pasrah, tidak taklid. Bila kita menganggap bencana sepenuhnya kehendak Tuhan, kita boleh jadi menerimanya begitu saja, tak berbuat apa-apa. Ini membuat kita memperlakukan bencana Xbj2.